Bumi
adalah satu dari delapan planet yang ada dalam susunan tata surya Bimasakti.
Dengan segala kekayaan dan keanekaragamannya, bumi merupakan satu dari bukti kebesaran Allah
yang maha agung. Dari awal penciptaan alam semesta Allah telah menakdirkan bumi
ini sebagai tempat yang istimewa. Karena di dalamnya terdapat kehidupan
beserta pernak-perniknya.
Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna dan paling beruntung. Dengan segala kelebihannya,
manusia diciptakan untuk mengemban kepemimpin di muka bumi ini. Dari zaman nabi
Adam sampai sekarang manusia telah diberikan sebuah kelebihan berupa akal.
Dengan akal, manusia dapat menciptakan penemuan-penemuan yang menyebabkan
adanya peradaban-peradaban hebat. Hal tersebut dapat kita lihat dari sejarah-sejarah
dunia yang begitu mengagumkan.
Memasuki era abad milenium ke
dua, kehebatan akal manusia semakin menunjukkan hasil yang luar biasa. Jika empat puluh tahun yang lalu surat-menyurat menjadi andalan manusia dalam
berkomunikasi, sekarang kita dapat menemukan banyak media untuk berkomunikasi
dengan lebih mudah. Jika surat-menyurat membutuhkan waktu berhari-hari, media
komunikasi zaman sekarang hanya membutuhkan hitungan detik saja. Dunia seakan
tiada jarak. Hal itu dapat kita rasakan dengan adanya internet dan
teknologi-teknologi maju yang lain.
Tidak hanya menggunakan
handphone, era tersebut semakin didukung dengan menjamurnya jejaring sosial
seperti facebook, twitter, friendster dan jejaring-jejaring sosial lainnya. Hal
ini tentunya memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan dunia. Karena
dengan hal-hal di atas kita dapat lebih mengetahui budaya, peristiwa, dan
perkembangan dunia dengan mudah.
Namun seperti yang kita tahu,
segala sesuatu yang pasti memiliki sisi positif dan negatif. Selain beberapa
keuntungan di atas ternyata dengan semakin berkembangnya teknologi juga
menyumbang beberapa hal buruk. Semakin banyak orang-orang tak bertanggung jawab
yang menyebabkan hal itu terjadi.
Dengan semakin canggihnya akal
manusia juga menimbulkan beberapa kesenjangan. Negara-negara besar yang
memiliki keunggulan teknologi secara langsung maupun tidak langsung menindas
negara-negara kecil yang notabennya lemah. Semakin banyak manusia-manusia rakus
dan buta akan kecanggihan akal mereka.
Pada zaman Rasulullah SAW,
kehidupan di dunia terasa damai. Tak sedikit umat lintas agama saling menjaga
dan menghormati. Mereka berlomba-lomba menggunakan akal pikiran mereka secara
sehat. Berbeda dengan zaman sekarang. Seperti yang kita tahu, di
berbagai belahan bumi telah teradi peristiwa-peristiwa akibat ulah manusia yang
mengancam keamanan dan kedamaian hidup manusia. Semakin hari manusia semakin
jauh dari ayat-ayat Allah yang begitu gamblang mengatur kehidupan mereka.
Orang-orang besar menindas orang kecil.
Jika para pembesar dunia yang
rata-rata sudah berumur tidak dapat mengembalikan dunia dalam jalan kedamaian,
tentunya para pemuda generasi bangsalah yang bertanggung jawab untuk
melaksanaknnya.
Berbagai cara telah dilakukan
oleh insan-insan yang peduli akan kedamaian dunia dalam mebentuk kader-kader
bangsanya. Hal itu diwujudkan dalam berbagai bentuk. Yang pada umumnya memiliki
tujuan baik dalam penanaman karakter generasi penerus bangsa.
Hal tersebut juga dilakukan
oleh sebuah sekolah milik pemerintah, MAN Insan Cendekia Serpong. Sekolah yang
berada dalam wilayah kota Tangerang Selatan ini telah mengadakan sebuah ajang
perlombaan yang ditujukan kepada para pelajar SMP dan SMA atau sederajat
tingkat Nasional. Mereka sebagai generasi penerus bangsa berkompetensi dalam
perlombaan SONIC LINGUISTIC 2013.
"Acara ini berisi
perlombaan-perlombaan yang benar-benar mengasah kemampuan dan memberikan
pengalaman serta pembelajaran yang bermanfaat bagi para pelajar Indonesia" tutur salah
seorang panitia SONIC LINGUISTIC 2013. Acara ini diikuti lebih dari seribu
peserta yang datang dari berbagai wilayah di Nusantara. Di awali dengan opening
yang begitu spektakuler, acar ini juga dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Propinsi
Banten dan perwakilan Gubernur Propinsi Banten.
"Seperti kata Bunng Karno,
Berikan aku seribu orang tua maka akan ku cabut Gunung Semeru sampai ke
akar-akarnya. Beri aku satu pemuda maka akan ku guncang dunia. Oleh karena itu
diharapkan dengan terselenggaranya perlombaan ini, para peserta mampu manjadi
pemuda generasi penerus bangsa yang mampu berkarya" ungkap kepala sekolah
MAN Insan Cendekia Serpong.
Beberapa peserta lomba umumnya
memiliki tujuan yang sama dalam mengikuti perlombaan ini. Mereka ingin mengasah
kemampuan mereka, belajar dari orang-orang yang lebih ahli dan berpengalaman, menjalin
silaturrahim dan lain-lain. Menurut salah satu panitia SONIC LINGUISTIC 2013,
perlombaan yang bertema Word Reconciliation ini selain memiliki beberapa tujuan
diatas, juga memiliki tujuan yang besar yakni menciptakan kedamaian dan menumpaskan
perpecahan di atas dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya lewat
kader-kader pemuda.sonic linguistic 2013
0 komentar:
Posting Komentar