Masih ingatkah anda tentang fenomena manusia pertama yang menginjakkan kakinya di atas bulan? Masih ingatkah anda tentang pertempuran teknologi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet yang memperebutkan status negara terkuat? Dua peristiwa tersebut terjadi tepatnya ketika perang dunia kedua sedang bergejolak.
Terlepas dari sisi negatif peristiwa-peristiwa di atas, kita dapat melihat peristiwa tersebut dari kacamata positif. Dengan adanya persaingan tersebut sedikit banyak telah menciptakan berbagai penemuan yang luar biasa. Dengan segala usaha dan akal mereka, mereka mencoba menciptakan sesuatu yang awalnya akal akan mengira hal tersebut mustahil.
Manusia menginjakkan kaki di atas bulan. Zaman dahulu hal tersebut mungkin hanyalah sebuah angan-angan gila yang tidak mungkin terjadi. Namun sekarang hal tersebut dapat dengan mudah terjadi.
Sekarang manusia-manusia modern sedang berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang hebat tentang segala yang berbau luar angkasa. Karena seperti yang kita tahu, luar angkasa adalah satu dari sekian ciptaan Allah yang menyimpan segudang misteri. Sampai saat ini pengetahuan manusia tentang luar angkasa masih ada dalam status terbatas. Atas dasar sifat alami manusia yang tidak pernah puas akan apa yang dimilikinya, manusia pun memutar otak untuk mengupas segala yang ada dalam luar angkasa.
Melihat usia bumi yang semakin tua dan rentan akan kehancuran serta kapasitas bumi yang terbatas melawan jumlah manusia yang semakin menjamur, mereka juga mencoba mencari alternatif planet lain yang dapat memberikan kehidupan layaknnya bumi.
Ketika orang-orang hebat fokus terhadap pencarian alternatif tersebut, orang-orang yang selama ini hidup dalam dunia berstatus berkembang mencoba mengambil alih tombak kepemimpinan dunia yang terlalu lama dipegang oleh negara-negara berstatus maju. Mereka mencoba bersatu melawan arus perpecahan yang selama ini mengusik kehidupan mereka.
Terlalu lama dunia ini ada dalam ambang perpecahan, maka sekarang dunia harus berubah. Dunia harus bersatu dan melakukan pembenahan-pembenahan dalam segala aspek yang dimilikinya. Mulai dari hal terkecil seperti sampah, sampai hal yang besar sepeti peperangan.
Word Reconciliation menjadi suatu motto ampuh yang wajib dimiliki oleh seluruh manusia yang ada di dunia. Menjalin kembali hubungan baik antar negara yang sempat bermusuhan, perlahan akan membawa dunia ke dalam wujud konkrit perdamaian.
Melalui SONIC LINGUITIC 2013 (2,3,9,10/3), OSIS MAN Insan Cendekia Serpong mencoba mengkampanyekan motto tersebut. Mengambil tema yang bersambung dengan tahun lalu, mereka memiliki filosofi besar untuk tema perlombaan tahun ini.
Dengan melibatkan pelajar Indonesia mereka mencoba menyampaikan filosofi tersebut. Dengan kata lain mereka mencoba menanamkan rasa respect terhadap pelajar akan Word Reconcilation itu sendiri. Harapan mereka perlombaan ini tidak hanya menjadi ajang mencari gelar juara saja, namun juga menjadi ajang penanaman kepedulian dan semangat mereka demi ketercapaian kedamaian dunia.
Maka, pelajar sebagai bibit pengganti pemegang kepemimpinan dunia harus benar-benar menanggapi motto tersebut dengan positif. Belajar dengan sungguh-sungguh dan menjauhi hal-hal yang dapat merusak masa depan seperti drugs, free sex, alkohol, smok, tawuran dan lain sebagainya adalah bukti nyata akan tanggapan positif para pelajar terhadap masa depan pribadi dan negara mereka. Dan juga tanggapan positif akan Word Reconciliation.
Cabang lomba kategori Jurnalistic, Photo Maraton, merupakan salah satu ajang penyaluran bakat para pelajar dari berbagai daerah di Nusantara. Bagi Namirah, salah satu peserta lomba Photo Maraton, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para pelajar Indonesia. Khususnya bagi dirinya dan ketiga temannya, Poppy, Mayang, Feldah, yang masih duduk di bangku kelas 8. Melalui lomba ini mereka dapat mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat. Seperti menambah wawasan, menambah pengalaman, dan lain-lain.
"Saya datang tidak untuk mencari kemenangan. Saya dan teman-teman saya datang ingin mencari pengalaman sekaligus melatih sejauh mana kemampuan kami dalam bidang fotografi", ungkap siswi SMPIT Roudlotul Jannah, Cilegon ini yang kemudian diamini oleh guru pembimbing mereka, Ganjar Kuswara.
"Sebagai pembina saya nggak nargetin mereka untuk menang, yang penting mereka bisa cari pengalaman", ucap fotografer asal Bandung ini. Menurut Ganjar fotografi mempunyai andil besar dalam proses Word Reconciliation. Melalui fotografi orang dapat mengetahui peristiwa. Dan melalui peristiwa orang-orang akan menilai dan mengambil tindakan atas peristiwa tersebut.
Lomba ini menuntun peserta untuk menghasilkan fotografi yang unik dan menyimpan suatu nilai tentang Word Reconciliation. Demi hasil yang maksimal, para peserta terlihat benar-benar serius mencari objek mereka. Sebagian dari mereka lebih memilih alam sekitar sebagai objek foto mereka. Berbekal keahlian dan kepercayaan diri mereka mengelilingi area lomba SONIC LINGUISTIC 2013.
Ternyata selain dengan gembar-gembor, perdamaian dunia juga dapat disalurkan melalui banyak hal.
![]() |
Change The Word with photography |
0 komentar:
Posting Komentar