Indonesia adalah negara yang besar dengan luas pulau dan jumlah penduduknya yang tidak bisa dibilang sedikit. Hampir 68 tahun sudah negara yang beribu kota Jakarta ini menyandang kemerdekaan. Sejarah telah mencatat, kemerdekaan negara ini tidak dapat diperoleh semudah memebalikkan telapak tangan. Hal itu tidak jauh dari peran para pejuang yang terdiri dari pemimipin-pemimpin kharismatik, pemuda-pemuda patriotik, serta rakyat Indonesia yang memiliki rasa persatuan tinggi demi kemerdekaan dari penjajahan. |
Hal
yang tidak pernah bisa kita lepas dari sejarah adalah gelora para pemuda yang
memepelopori persatuan dan kesatuan tujuan untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan. Pada zaman itu mereka memiliki semangat patriotik yang tinggi. Hal
itu dapat dibuktikan dari kerasnya usaha mereka untuk bangsa ini, baik secara
fisik ataupun nonfisik. Mereka mencoba menuntut ilmu setinggi mungkin agar
dapat meyerang penjajah dengan ilmu mereka. Mereka mengumpulkan semangat agar
mampu memukul mundur penjajah dari tanah Indonesia .
Hari
ini dan seterusnya, peran pemuda sebagai pemegang mandat penerus kepemimpinan
di negri ini sangatlah penting. Belajar dari semangat juang para pemuda pada
masa penjajahan, diharapkan pemuda Indonesia mampu menjaga perjuangan mereka
dengan mengarahkan negri ini ke arah yang terbaik.
Dalam
hal ini kita patut berlegawa dengan kenyataan yang cukup membanggakan. Tidak
sedikit pemuda kita yang berhasil membawa pencerahan harapan tersebut. Mereka
mampu membuktikan semangat itu dari prestasi-prestasi yang telah mereka
torehkan untuk bangsa ini.
Namun,
di balik semua itu kita pun patut was-was.
Pasalnya tidak sedikit juga para pemegang mandat itu menodai perjuangan para
pejuang kita. Mereka sama sekali tidak mencerminkan figur pemimpin bangsa .
Pemuda-pemuda
tak bertanggung jawab itu menghancurkan
citra bangsa dengan berbagai karakter yang berlawanan dengan cita-cita negri.
Di Indonesia, lebih dari 50 generasi muda
setiap harinya meregang nyawa karena narkoba. Bahkan tidak sedikit dari
mereka adalah para pelajar yang seyogyanya menghindari barang-barang yang mampu
merusak akal fikiran tersebut.
Tak
cukup sampai di situ, tawuran antar sekolah dipelbagai daerah pun menjadi cermin
suram pemuda dan dunia pendidikan Indonesia. Agaknya mencari generasi muda yang
jujur dan bertanggung jawab pun menjadi kesulitan nomor wahid bagi negri ini. Terbukti dari banyaknya kasus korupsi,
kolusi, dan nepotisme di tanah air yang terlalu banyak jumlanya untuk dihitung.
Untuk
memperbaiki karakter seperti itu maka sangat diperlukan usaha-usaha maksimal dari
seluruh jajaran pemerintah, orang tua, guru, serta pribadi yang bersangkutan.
Pemerintah wajib memberikan solusi-solusi pemecahan dari masalah tersebut. Hal
itu dapat berupa pencegahan, seperti penyuluhan-penyuluhan masalah pemuda,
pemberantasan hal-hal yang menyeleweng, pemberian sanksi yang setimpal bagi
terdakwa kasus korupsi, narkoba atau tindak kriminal yang lainnya, serta lain
sebagainya.
Orang
tua sebagai pengontrol utama pun harus ekstra dalam memberikan perhatian serta
pembimbingan bagi buah hati mereka. Dan pastinya semua usaha itu akan menjadi
sia-sia jika pribadinya tidak mengindahkan apa-apa yang telah dicanangkan.
Namun
hal yang paling berperan adalah sekolah atau madrasah. Sekolah atau madrasah
sebagai tempat beraktifitas para pelajar pun tidak boleh ketinggalan dalam
mengambil andil ini. Karena hampir dalam kurun waktu kurang lebih 20 tahun dan
6 jam dalam sehari seoarang pelajar berkecimpung dalam dunia penuntutan ilmu.
Maka dari itu sekolah atau madrasah memiliki tanggung jawab penuh dalam
mendidik para pelajarnya. Mereka harus memilik sistem-sistem terpadu dalam
progam pembentukan karakter siswa sebagai penerus bangsa. Dan hal yang paling
utama dalah penekanan spiritual atu rohaniah bagi para pelajar. Hal tersebut
dapat melalui berbagai cara seperti penambahan jam mata pelajaran agama,
pembimbingan intensif siswa, pengontrolan berkala dan sebagainya.
Al-Nahdlah
Islamic Boarding School (Al-Nahdlah IBS ) adalah sebuah lembaga pendidikan
berbasis pesantren yang menjadi salah satu madrasah yang memiliki sistem-sistem
terpadu dalam progam pembentukan karakter siswa sebagai penerus bangsa. Dengan
keunggulan berbasis agama inilah madrasah yang terletak di desa Pondok Petir,
Bojongsari, Depok, Jawa Barat ini menjadi lembaga pendidikan yang cukup unggul
dibanding lembaga-lembaga lain baik sekolah umum maupun madrasah.
Mencoba
memberikan sitem pendidikan terpadu yang menekankan pembentukan karakter
siswanya, Al-Nahdlah membuktikannya lewat berbagai program yang telah berjalan
dengan hasil yang cukup memuaskan, serta tentunya dengan bukti-bukti prestasi
akademik maupun non-akademik yang dimiliki Al-Nahdlah.
Ustadzah
Ibriza Syarifah selaku guru bidang studi PKN ikut memberikan sumbangsih
komentar tentang peran madrasah khususnya Al-Nahdlah dalam pembentukan karakter
siswa.
“
Secara devinisi madrasah atau sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan formal
yang di dalamnya terdapat nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengontrol
siswa-siswanya agar menjadi pribadi berkarakter baik. Secara ideal madrasah
kami mengajarkan nilai atu norma tersebut, serta menekankan pendidikan pada
etika, akhlak, dan mewujudkannya melalui intregreated
learning system sebagai output “, tutur ustadzah energik asli Jember, Jawa
Timur itu.
Tentunya
beliau juga berharap visi dan misi madrasah tidak hanya sekedar menjadi
embel-embel belaka. Namun beliau berharap visi dan misi madrasah dapat terwujud
dengan kerjasama dari berbagai komponana madrasah, lingkungan, siswa, wali
murid, dan masyarakat pada umumnya. Harapan beliau dengan adanya madrasah
pemuda-pemuda Indonesia bisa lebih terarah ke jalan yang lebih bertanggung
jawab dan jujur.
Beliau
juga tidak lupa berpesan “ Kepada para pemuda generasi penerus bangsa apalagi
yang berkesempatan menuntut ilmu di madrasah atau pondok pesantren, jalanilah
kehidupan ini dengan kesadaran diri,
penuh motivasi, dan berusahalah untuk mematuhi peraturan yang dibuat
untuk kebaikan bersama. Serta aplikasikanlah ilmu yang telah didapatkan! Jangan
biarkan ilmu yang telah didapatkan menjadi sia-sia dan sekedar teori belaka “
tutur beliau.
Perbedaan
yang paling menonjol sekaligus menjadi keunggulan madrasah dibanding sekolah
umum adalah porsi yang diberikan untuk
pendidikan agama lebih banyak dan lebih berkualitas. Namun pastinya
semua itu tidak cukup berhenti pada teori saja, dalam keseharian pun pendidikan
itu harus dipraktekkan. Di pesantren Al-Nahdlah sendiri kegiatan-kegiatan yang
menunjang progam pembentukan karakter siswa antara lain disusunnya jadwal
kegiatan santri yang dipenuhi dengan hal-hal bermanfaat syarat akan nilai-nilai
pendidikan moral, sosial serta budaya, sistem pendidikan yang fun, guru-guru yang berinteraksi dan
mengawasi siswa selama 24 jam nonstop dan lain sebagainya.
Melalui
kegiatan-kegiatan wajib seperti shalat tahajjud, yaumul lughah, shalat berjamaah,
shalat ba’diayah qabliyah, shalat tasbih sebulan sekali, puasa sunnah senin-kamis,
musyawarah kitab kuning, pramuka, muhadharah 3 bahasa, dhiba’iyyah, olahraga
pagi, maupun kegiatan-kegiatan pilihan ekstrakulikuler kesenian dan minat
bakat seperti hadrah, marawis, futsal,
rebana, jurnalistik, teater dan lain sebagainya Al-Nahdlah mampu mencetak
benih-benih pemuda penerus kepemimpinan bangsa yang berkualitas dan
berkarakter. Terbukti dari beberapa prestasi yang telah Al-Nahdlah raih dari
berbagai bidang, seperti juara harapan 1 lomba musabaqah kutubi at-turats
tingkat nasional, juara 1 lomba musabaqah kutubi at-turats tingkat kota dan
propinsi, juara 2 lomba pidato bahasa arab tingkat propinsi, juara 3 lomba tari
daerah, juara pramuka berbagai kategori, wakil nasional dalam Asian Pasifik
Youth Water Forum, dan masin banyak lagi.
Tidak
hanya melalui pernyataan dari pendidik Al-Nahdlah sendiri, santriwan dan
santriwati Al-Nahdlah beserta wali murid pun mengakuinya. Santri Al-Nahdlah
yang berjumlah sekitar 140 santri datang dari berbagai penjuru negri. Beberapa
dari mereka merupakan santri program beasiswa.
“ Meskipun umur berdirinya pesantren dan
madrasah ini belum genap 10 tahun, namun prestasi, sarana dan metode
pembelajarannya ga kayak sekolah yang baru aja berdiri “ ungkap Icha santriwati
asal Bogor. Gadis yang menyukai pelajaran Bahasa Inggris ini juga menyakini bahwa Al-Nahdlah mampu
mencetak lulusa yang berkompeten dan berkualitas.
Apakah madrasah berperan
dalam pembentukan karakter siswa? Tentunya.
0 komentar:
Posting Komentar